GUNUNG PADANG, Situs Penyelamat Hutan

Kabar mengenai situs Gunung Padang sebagai peninggalan nenek moyang yang berada di puncak Gunung Padang yang terletak di Desa Salebu, Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah marak diberitakan di media massa.

Pada bulan Oktober 2008 dilakukan peninjauan oleh BP3 Jateng lokasi tersebut. Peninjauan disertai oleh Pamong Budaya Kabupaten Cilacap dan Majenang ke desa Limbangan Duwur, mengajak serta Juru Kunci Gunung Padang juga beberapa Petugas Keamanan Hutan. Situs Gunung Padang sangat menarik karena berada di tengah hutan berhawa sejuk dan untuk menuju lokasi tersebut perlu waktu satu jam dengan akses sepeda motor sampai desa terakhir dan dilanjutkan berjalan kaki kurang lebih 6 jam pulang pergi untuk dua lokasi yang berbeda ketinggian. Ditambah medan yang cukup berat dengan kemiringan tanah (slope) rata-rata hampir 70° serta harus membuka jalan baru .

Situs Gunung Padang terdiri dari dua lokasi yang disebut oleh masyarakat setempat dengan nama “Pabahanan” dan “Makam Hajar Sakti”. Gunung Padang memiliki tiga jalur pendakian menuju ke lokasi, yaitu: jalur barat, selatan dan timur laut. Pos Limbangan duwur termasuk jalur arah dari timur laut, merupakan jalur dengan tingkat kesulitan dan resiko paling rendah. Dua lokasi temuan tersebut terletak pada wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Majenang pada petak 13. Pohon yang dilindungi antara lain pinus dan albasia, beberapa penduduk memanfaatkan hasil hutan berupa getah pinus dan kayu albasia yang di tebang tiap empat tahunan.

a. Pabahanan

Untuk menuju Pabahanan rombongan harus menyusuri hutan pinus dengan jalan kaki melalui jalan setapak mengikuti kontur serta aliran sungai selama kurang lebih dua jam. Pabahanan terletak pada titik S 070 15’ 47,3” E 1080 42’ 54,2” atau pada titik koordinat UTM X :0247732 dan UTM Y: 9196602 dan ketinggian 611 meter dpl. Di lokasi dijumpai jenis batu andesit berbentuk balok dengan ukuran hampir seragam, dengan bidang penampangnya 20 x 20 cm dan panjang yang bervariasi rata-rata 1,5 meter. Tersusun secara bertumpuk dengan ketinggian setara dengan 10 meter dan lebarnya sekitar 7 meter pada lereng tebing yang cukup curam. Karena ukuran volume balok batu yang berbeda-beda maka tumpukan balok batu tersebut tidak membentuk tatanan vertikal yang rapi dan tidak tampak ber-layer. Beberapa bagian tumpukan dijumpai terdeposit kebawah tebing akibat longsornya lereng. Permukaan tatanan batu tersebut tampak halus dan hampir rata, dan beberapa batu tersusun dengan sambungan bertakik.

b. Lokasi Makam Hajar Sakti

Dari Pabahanan ke Makam Hajar Sakti perjalanan ditempuh dalam waktu satu jam. Medan yang terjal dan akses jalan setapak yang kadang sudah hilang akibat hutan yang lebat memaksa untuk membuka jalur baru pendakian. Lokasi terletak di puncak Gunung Padang pada titik S 070 15’ 38,8” E 1080 42’ 46,9” atau koordinat UTM X :0247508 dan UTM Y :9196864 dengan ketinggian 744 meter dpl. Pada Makam Hajar Sakti ditemukan dua buah batu andesit berbentuk balok dengan ukuran tinggi 30 cm dan disusun tegak lurus (vertikal) menyerupai pola bentuk nisan. Diantara dua buah batu seperti nisan tersebut, terdapat batu-batu andesit lain dengan bentuk dan ukuran bervariasi serta tidak tersusun sebagai pola. Lokasi yang terletak dibawah pohon-pohon lebat dan kondisi yang dingin serta lembab menyebabkan batu tersebut berlumut dan mudah aus.

Berdasarkan data yang ada maka dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Pabahan

Temuan berupa tumpukan batu balok di Pabahanan dapat diinterpretasikan secara geologis dan arkeologis sebagai berikut:

a. Secara geologis, pertama: bentuk batu yang menyerupai balok-balok panjang sebenarnya adalah suatu hal yang biasa dalam peristiwa geologis jika berada pada daerah yang banyak sesar. Struktur balok dapat diakibatkan oleh intrusi dari jenis “dyke” dimana magma menerobos celah-celah yang diakibatkan oleh sesar. (Anonim, Laporan Penelitian, “Geologi Kwarter dan Prasejarah di Jawa Barat dan Kalimantan Barat”, DepDikBud, Puspenas, Balar, Bagian Proyek Penelitian Purbakala bandung, 1996/1997, hal. 8) Hasil terobosan bisa menghasilkan batuan yang berbentuk balok di beberapa tempat berbentuk kekar tiang (collumnar joint), (Sutanto dan J. Soesilo, Petrologi Pengantar Geologi Lapangan, Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta, 2001, hal. 6.) Kedua, bentukan tersebut dapat pula diakibatkan oleh intrusi biasa, namun ketika magma berada di permukaan dan akan membeku, ia pecah serta membentuk balok-balok.

Berdasarkan lokasi geologi mengenai jenis dan persebaran batuan, Gunung Padang di Majenang memiliki kesamaan bentuk dan jenis batunya dengan Situs Gunung Padang di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, karena terletak dalam jalur gunung berapi (Anonim, Kuliah Geologi Regional 2002, Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral, UPN Yogyakarta, 2002, hal 22.). Untuk mengetahui susunan batu balok tersebut tersusun alami ataukah disusun oleh manusia, maka perlu mengadakan penelitian lebih lanjut, terutama mencari bekas jejak sesar diantara balok batu akibat gerak pergeseran.

b. Secara arkeologis, data yang diperoleh secara arkeologis masih sangat minim, oleh karena itu digunakan interpretasi terkait temuan daerah lain yang memiliki kemiripan. Dengan ditemukannya teknik penyambungan batu model takikan, menimbulkan asumsi (praduga) bahwa sudah ada kegiatan atau pun upaya dari manusia untuk memanfaatkan batu balok tersebut untuk tujuan tertentu. Apabila dibandingkan dengan Situs Gunung Padang di Jawa Barat jenis batu-batu tersebut ditata untuk kepentingan pemujaan masa prasejarah. Kemiripan tersebut tampak pada tatanan dan susunan batunya. (Laporan Penelitian Geologi Kwarter dan Prasejarah di Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Berdasarkan toponim nama “Pabahanan” dari kata “bahan” (bhs: Jawa dan Indonesia), maka asumsi yang muncul lokasi tersebut adalah bengkel tempat membuat dan tempat penyediaan bahan, kemudian akan ditransformasikan ke tempat lain.

2. Makam Hajar Sakti

Temuan bentuk batu yang berdiri tegak lurus tersebut dapat diinterpretasikan secara geologis dan arkeologis, sebagai berikut:
a. Secara geologis, keberadaan batu balok dalam posisi tegak lurus dalam istilah geologinya adalah collumnar joint, hal ini terjadi karena tekanan penerobosan magma terjadi secara vertikal. Kejadian ini juga didukung dari tempat keletakannya tepat di puncak Gunung Padang, dan terletak dibagian atas Lokasi Pabahanan, yang kemungkinan masih terkait, mengingat bahan batunya sama dengan di lokasi Pabahanan.

b.Secara arkeologis, dalam ilmu arkeologi di Indonesia sebuah makam biasanya diberikan tanda untuk mengingat tempat seseorang dimakamkan. Akan tetapi bentuk dari temuan di lokasi Makam Hajar Sakti, belum dapat diinterpretasikan sebuah makam, sebelum adanya penelitian (ekskavasi) untuk dapat mengetahui secara lateral.

Keberadaan lokasi Pabahanan dan lokasi Makam Hajar Sakti memberikan dampak positif terhadap pelestarian hutan karena lokasi tersebut dianggap sakral oleh sekelompok masyarakat tertentu. Dengan demikian penebangan hutan dapat diminimalkan selain itu lokasi tersebut dapat dikembangkan sebagai wisata geologi atau alam.

Oleh : M. Junawan, S.S
Sumber : BPPP Jateng

=====================================================================================

Maca artikel kiye inyong dadi pengin balik kampung, mergane kampunge iyong ora adoh saka Situs kiye, kira-kira ana sa-kilo adoh-e. Wis kawit mbiyen inyong krungu ngenani situs kiye mung jaman semana inyong esih cilik dadi urung wani ya urung olih saba alas. Mengko tak usaha-na ben inyong teyeng tilik maning sisan gawe karo nyekar maring Pasarean-e Ki Hajar Sakti, jane tah biyen inyong wis tau mrana...bareng karo kanca batir sa-kampung bar lebaran, mung tujuane dudu arep tilik situse, ning bocahan meh pada golet woh wuni..kae lho woh-e sing cilik-cilik rasane kecut...wihhhhh seger nemen nek di nggo bahan rujakan. wit-e mbiyen akeh banget, woh-e ya rendel-rendel.....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Dirojong ku Blogger | Dirancang ku Trik-tips Blog © 2009 | Resolution: 1024x768px | Langkung sae upami di tingali nganggo: Firefox | Ka Tepas